Perbedaan Cryptojacking dan Ransomware .2700 / .Mango Dari Hacker Saat Peras Uang Korban
Perbedaan Cryptojacking dan Ransomware .2700 / .Mango Saat Hacker Memeras Pemilik Server
Berhati-hati lah bagi Anda yang memiliki server HyperV, Vmware esxi dan infrastruktur cloud lain seperti AWS sebab ancaman keamanan siber telah menjadi perhatian utama bagi individu dan organisasi. Dua bentuk serangan siber yang sering dibahas adalah perbedaan cryptojacking dan ransomware .2700 maupun .mango. Pelajari perbedaan keduanya dalam membahayakan sistem dan data, mereka beroperasi dengan cara yang sangat berbeda dan memiliki solusi yang berbeda terhadap korban.
Pengertian CryptoJacking dan Ransomware .2700 hingga .mango
Cryptojacking adalah praktik tidak sah menggunakan sumber daya komputer seseorang untuk menambang cryptocurrency. Pelaku kejahatan siber menyisipkan script penambangan yang bekerja di latar belakang, tanpa sepengetahuan atau persetujuan pengguna. Sebaliknya, ransomware adalah bentuk perangkat lunak berbahaya yang mengenkripsi data pengguna dan menuntut pembayaran tebusan untuk dekripsi. Ransomware secara langsung mengganggu akses ke data dan menimbulkan ancaman langsung terhadap integritas informasi. Dalam hal ini file yang terkunci virus Ransomware ditandai dengan beragam ekstensi, salah satunya adalah penambahan nama ekstensi id[xxxx-3240].2700 ataupun .mango yang berasal dari keluarga Ransomware phobos.
Salah satu perbedaan utama antara keduanya adalah tujuan mereka. Cryptojacking bertujuan untuk menghasilkan keuntungan dari penambangan cryptocurrency, seringkali dengan dampak minimal terhadap pengguna akhir. Di sisi lain, ransomware secara eksplisit bertujuan untuk mendapatkan uang dari korban dengan membatasi akses mereka ke data penting dan sistem. Ransomware mengganggu operasi bisnis dan dapat menyebabkan kerugian finansial langsung, sementara cryptojacking secara utama mengonsumsi sumber daya sistem dan meningkatkan biaya operasional.
Perbedaan CryptoJacking dan Ransomware .2700 dalam Evolusi dan Statistik Serangan
Saat lebih banyak perusahaan menggunakan infrastruktur cloud seperti AWS hingga Azure VPS, kedua bentuk malware ini juga berevolusi. Menurut laporan oleh sebuah perusahaan keamanan siber terkemuka, terjadi peningkatan signifikan dalam kasus cryptojacking sepanjang tahun lalu, dengan pelaku kejahatan siber yang semakin memanfaatkan celah keamanan dalam perangkat lunak populer. Sementara itu, ransomware terus menjadi ancaman utama, dengan serangan terhadap institusi besar, termasuk layanan kesehatan dan pemerintahan, yang berdampak besar pada layanan publik.
Statistik menunjukkan bahwa sekitar 5% dari semua serangan siber sekarang melibatkan cryptojacking, dengan pelaku kejahatan yang semakin canggih dalam metode mereka. Hal ini menunjukkan pergeseran dalam taktik kejahatan siber, dengan pelaku kejahatan yang mencari pendapatan pasif melalui eksploitasi sumber daya komputasi korban.
Contoh Kasus dan Dampak Nyata
Salah satu contoh terkenal dari serangan cryptojacking adalah kasus ‘Coinhive’, sebuah skrip yang disisipkan ke dalam situs web yang menggunakan sumber daya komputer pengunjung untuk menambang Monero, sebuah cryptocurrency. Ini menghasilkan keuntungan bagi pelaku, sementara memperlambat kinerja komputer pengunjung dan meningkatkan tagihan listrik mereka.
Di sisi lain, serangan ransom ware yang terkenal adalah ‘WannaCry, Elbie, dan stop/djvu’ pada tahun 2017, yang menyebar secara global dan menginfeksi ribuan komputer, mengenkripsi data dan menuntut pembayaran tebusan dalam Bitcoin. Serangan ini menunjukkan betapa merusaknya ransomware, dengan kerugian yang diestimasi mencapai ratusan juta dolar.
Hacker Bisa Saja Menggunakan Keduanya walau Ada Perbedaan Cryptojacking dan Ransomware .2700
Menariknya, ada kasus di mana pelaku ransomware juga menggunakan teknik cryptojacking. Dalam skenario ini, penyerang tidak hanya mengenkripsi data korban tetapi juga menggunakan sumber daya sistem untuk menambang cryptocurrency selama masa tebusan. Hal ini menunjukkan evolusi
yang mengkhawatirkan dalam taktik kejahatan siber, di mana pelaku mengeksploitasi korban mereka dengan berbagai cara untuk memaksimalkan keuntungan.
Solusi recovery dan Decript (Buka Kunci) Ransomware Garansi Data Kembali 100%
Penting bagi individu dan organisasi untuk mengadopsi strategi keamanan siber yang komprehensif untuk recovery / pemulihan data dan server dari kedua jenis serangan ini dengan layanan fixransomware.com. Mereka menyediakan solusi termasuk penggunaan perangkat lunak antivirus dan anti-malware yang terbaru, pelatihan kesadaran keamanan untuk karyawan, dan pembaruan rutin sistem dan perangkat lunak. Solusi fixransomware.com dapat memecahkan algoritma virus Ransomware san membuka data terenkripsi lewat aplikasi dekstop https://fixransomware.com/
Salah satu langkah kunci dalam mencegah cryptojacking adalah memantau penggunaan CPU yang tidak biasa, yang bisa menjadi indikator adanya skrip penambangan yang berjalan di latar belakang. Untuk melawan ransomware, cadangan data yang sering dan terpisah dari jaringan utama adalah kritis, memastikan bahwa data dapat dipulihkan tanpa harus membayar tebusan.